Mengenai Saya

Senin, 16 Mei 2011

Memilih Ternak Yang Sehat

MEMILIH HEWAN YANG SEHAT


Pengetahuan dalam memilih hewan yang sehat sangat penting terutama bagi masyarakat yang akan membeli langsung hewan kurban dari penjualnya. Hewan dapat dipilih berdasarkan hasil judging. Judging adalah penilaian tingkatan ternak dengan beberapa karakteristik penting untuk tujuan tertentu secara subjektif. Judging terdiri atas tiga langkah yaitu, penilaian melalui kecermatan pandangan (visual), penilaian melalui kecermatan perabaan (palpasi), dan penilaian melalui pengukuran tubuh.

Ternak yang sehat dapat dipilih dengan melakukan penilaian melalui pandangan dari samping, belakang, dan depan atas ternak tersebut. Untuk mengetahui bahwa ternak dalam kondisi sehat, maka perlu perlu diketahui karakteristik ternak yang sehat. Karakteristik tersebut meliputi, keadaan mata dan kulitnya normal, pergerakannya tidak kaku, tingkah laku dan nafsu makan normal, pengeluaran kotoran dan urine tidak sulit, tidak ada gangguan dalam berjalan dan berdiri, serta memiliki respirasi dan sirkulasi darah yang normal.

Ternak (sapi) yang sehat memiliki kulit yang lentur dan mudah dilipat. Jika kulit ternak ditarik dan dijepit kemudian lipatan tidak menghilang, maka ternak tersebut kehilangan cairan. Keadaan ini terjadi pada ternak yang terserang diare. Mata, mulut, dan hidung ternak yang terdapat lendir berlebihan menunjukkan ternak tersebut dalam keadaan sakit. Cara ternak berjalan dan berdiri dapat menjadi abnormal ketika ada bagian tubuh yang sakit. Jika kuku ternak terinfeksi, maka ternak tersebut akan terlihat pincang.

Kotoran dan urine harus keluar secara teratur, tidak berdarah, dan memiliki kepadatan normal. Jika kotoran keluar dalam keadaan cair dan menempel di sekitar ekor, maka ternak tersebut terkena diare. Rambut yang tumbuh di sekitar kulit harus tumbuh normal, halus, dan bercahaya. Ternak yang terkena anemia akan memiliki rambut yang kasar, kering, dan terjadi kerontokan. Kasus seperti ini akan terlihat pula pada ternak yang terinfeksi dan mengalami defisiensi nutrisi.

Selanjutnya, penilaian dapat dilakukan dengan pengamatan tulang-tulang rusuk (ribs) untuk memilih ternak yang gemuk. Ternak kurus tidak selalu dalam keadaan sakit, namun ternak yang gemuk menandakan produksi daging yang optimal. Tulang rusuk sapi berjumlah 13 buah. Semakin sedikit tulang rusuk yang membayang di balik kulit, maka ternak tersebut semakin gemuk. Hal ini terjadi karena tulang rusuk tertutup oleh perdagingan dan lemak.

Setelah melakukan penilaian secara visual, ternak yang akan dijadikan hewan kurban dapat dinilai dengan melakukan perabaan dan pemeriksaan dengan tangan. Ternak yang sehat memiliki sirkulasi darah yang normal. Tekanan ventrikel jantung menyebabkan darah melalui arteri. Tekanan jantung dapat dirasakan dengan meletakkan tangan pada daerah jantung. Detak jantung dapat diperiksa dengan mengukur tingkat pulsa ternak dalam satu menit. Pulsa ternak dapat dirasakan dengan menekan secara lunak jari telunjuk dan jari tengah pada arteri yang berada dekat dengan permukaan kulit. Sapi memiliki pulsa sebanyak 60 hingga 70 dan domba sebanyak 60 hingga 70. Tingkat pulsa akan meningkat jika ternak dalam keadaan demam.

Ternak yang sehat akan melakukan respirasi secara ritmik dan tenang. Tingkat respirasi dapat diketahui dengan mendekatkan telapak tangan di depan hidung ternak dengan menghitung jumlah penarikan nafas dalam satu menit. Tingkat respirasi sapi sebanyak 10 hingga 30 dan domba 10 hingga 20. Ternak yang sakit dan berada dalam temperatur tinggi akan memiliki tingkat respirasi yang tinggi.

Kegemukan ternak (sapi) dapat diketahui dengan meraba perkembangan otot di antara tulang processus spinosus (tulang belakang) dengan processus transversus (tulang rusuk rudimenter). Pada ternak yang gemuk, processus transversus tidak dapat teraba oleh tangan dan terasa sekali perlemakan yang tebal di balik kulit. Pada domba yang tertutup rambut tebal, perabaan dilakukan dengan tangan terbuka pada punggung dari arah belakang dekat pangkal ekor sampai ke leher dengan jarak perabaan tidak lebih dari 5 cm.

Apabila memungkinkan, ternak untuk hewan kurban dapat dinilai dengan mengukur berbagai ukuran-ukuran tubuh seperti, panjang badan, lingkar dada, tinggi pundak, lebar dada, dan dalam dada. Ukuran yang penting dalam mengetahui kegemukan dan berat tubuh ternak tersebut adalah lingkar dada dan panjang badan. Lingkar dada diukur melingkar di belakang sendi bahu (os. scapula).

Umur ternak dapat diketahui dengan melihat keadaan gigi seri (incicors). Jika ternak memiliki satu pasang gigi seri permanen, maka ternak tersebut berumur 1-1,5 tahun untuk domba dan 1,5-2 tahun untuk sapi.

Jika semua faktor tadi telah dipertimbangkan dan dilakukan dengan baik, maka akan diperoleh hewan kurban yang sehat dan aman. Sebelum dikonsumsi, daging hewan kurban harus melalui proses pemanasan dan pemasakan sempurna untuk menghindari penularan penyakit yang ada dalam daging. Hari Raya Iduladha merupakan saat yang tepat untuk kembali meningkatkan konsumsi protein hewani dan melakukan sistem kesehatan hewan yang terpadu.

Kesehatan hewan harus dipandang sebagai bagian dari kesehatan masyarakat. Penyediaan bahan pangan asal hewan bagi masyarakat harus memenuhi standar kesehatan. Kesehatan hewan merupakan faktor penting dalam pembangunan subsektor peternakan secara umum yang dituntut untuk selalu menghasilkan keluaran yang aman bagi konsumen. Sistem kesehatan hewan harus dibangun dengan mengubah pendekatan penyakit hewan (animal disease approach) menjadi pendekatan kesehatan hewan (animal health approach) secara utuh.

CIRI-CIRI SAPI PERAH UNGGUL

CIRI SAPI PERAH UNGGUL

Memilih ternak sapi perah dilakukan dengan tujuan untuk memilih bibit yang ideal. Cara yang umum dilakukan adalah dengan melakukan pengamatan pada kondisi dan postur tubuh sapi. Pengamatan yang dilakukan ini harus didasari oleh : pengetahuan, ketrampilan, rasa percaya diri serta komunikasi dengan sesama praktisi.
Oleh sebab itu, untuk menilai ternak diantaranya harus mengenal bagian-bagian dari tubuh sapi serta konformasi tubuh yang ideal. Ternak yang dinilai harus sehat dan baik sesuai dengan jenis bangsanya, bagus ukuran tubuhnya, seluruh bagian tubuh harus berpadu dengan rata, harus feminin dan tidak kasar. Dengan demikian, maka kita dapat menentukan perbandingan antara kondisi sapi yang ideal dengan kondisi sapi yang akan kita nilai. Bagian-bagian tubuh sapi yang mendekati kondisi ideal dapat menunjang produksi yang akan dihasilkannya. Kondisi bagian-bagian tubuh tersebut diantaranya:

Kepala : Kepala harus atraktif dengan lubang hidung yang besar. Hal ini dapat menggambarkan tentang banyaknya pakan yang bisa dikonsumsi serta udara yang bisa dihirup melalui nafasnya. Mata harus tajam dan telinga berukuran sedang. Umumnya kepala harus halus dan lebih menunjukkan karakteristik ternak perah daripada ternak potong.
Bahu (Shoulder) : Bahu harus kuat namun tidak kasar serta merata dengan tubuh. Sapi dengan bahu yang tidak rata menandakan kurang kuat dalam menyangga bagian tubuh depan sapi.

Punggung : Punggung harus lurus dan kuat. Punggung yang lemah menandakan lemahnya tubuh secara umum.
Bokong / Rump dan pangkal paha (Thurl) : Bokong dan pangkal paha harus panjang dan kuat untuk menahan tubuh dan ambing. Sapi harus memiliki tulang pinggul (hips) dan tulang duduk (pin bones) untuk kapasitas yang lebih besar dan kemudahan dalam beranak. Ekor harus ramping dan pangkal ekor harus berpadu dengan rapi pada bokong.
Kaki Sapi: Kaki harus lurus, kuat, cukup lebar untuk menyangga ambing yang lebih besar, serta memiliki sudut yang tepat untuk melangkah.

Pundak (withers): Pundak harus tajam melebihi bagian atas punggung. Hal ini menandakan tidak adanya lemak dan sering kali diindikasikan sebagai penghasil susu yang baik. Kulit harus tipis, lepas, dan lentur.

Body Capacity : mengacu pada kapasitas yang berhubungan dengan kerangka tubuh. Sapi dengan body capacity yang bagus memiliki lingkar dada dan lingkar perut yang luas. Saat menilai ternak ada tiga dimensi yang perlu diperhatikan, yaitu panjang badan, lebar dan dalam dada sapi.

Ambing : Ambing harus besar. Ini menandakan adanya sejumlah jaringan sekresi susu. Namun sebaiknya tidak mengandung jaringan yang non produktif yang dapat membatasi ruang jaringan sekresi susu untuk memproduksi susu. Jaringan tersebut dapat dikenali dengan melihat perubahan bentuk ambing yang significant setelah pemerahan. Ambing harus baik perlekatannya pada perut untuk mencegah terjadinya luka pada ambing dan agar mudah beradaptasi dengan penggunaan alat mesin perah modern. Ambing belakang (rear udder) harus tinggi dan lebar. Kuartir depan harus seimbang dengan kuartir belakang, panjangnya sedang melekat pada perut. Puting harus seragam ukurannya. Tepat melekat pada ambing sehingga memudahkan pemerahan.



Sumber :
Workbook, “Dairy Judging” to analyze and select individual animals, while acquiring valuable communication and observation skills. © 2006 Holstein Foundat ion, Inc.
andreasrecipes.com