Mengenai Saya

Jumat, 10 Februari 2012

Laporan Praktikum Dasar Nutrisi


LAPORAN PRAKTIKUM DASAR NUTRISI

”Penetapan Gross Energi
Menggunakan Bom Kalori Meter”
Prensented by Ryan Aryadin Putra
B1B 008.026

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2009





Pendahuluan
Latar Belakang

Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Nutrisi didapatkan dari makanan dan cairan yang selanjutnya diasimilasi oleh tubuh.

Nutrisi seperti halnya oksigen dan cairan senantiasa dibutuhkan oleh tubuh. Penderita yang tidak dapat makan atau tidak boleh makan harus tetap mendapat masukan nutrisi melalui cara enteral (pipa nasogastrik) atau cara parentral (intravena).
            Pakan merupakan faktor utama penentu keberhasilan dari suatu usaha peternakan.    Suatu bahan pakan dikatakan pakan yang berkualitas apabila memiliki kandungan bahan pakan yang tediri dari bahan organik seperti karbohidrat, protein lemak. Dan terdiri dari bahan anorganik seperti calsium,phospor, dan mineral.                                               
            Energi adalah komponen yang paling penting dari ransom seekor ternak. Jumlah energi yang tersedia untuk ternak tergantung pada (1) konsumsi makan dan (2) besarnya kehilangan selama digesti dan metabolisma. Jumlah makanan merupakan faktor penentu terpenting dari energi yang disediakan untuk seekor ternak dan akan menjadi pertimbangan dalam bagian akhir pada konsumsi pakan bebas (voluntary feed intake). Energi pakan yang masuk akan mengalami jumlah pengurangan sebelum energi tersedia untuk ternak dalam bentuk dapat digunakan.
Energi pakan yang dikonsumsi ternak dapat digunakan dalam 3 cara: (1) menyediakan energi untuk aktivitas; (2) dapat dikonversi menjadi panas; dan (3) dapat disimpan sebagai jaringan tubuh. Kelebihan energi pakan yang dikonsumsi setelah terpenuhi untuk kebutuhan pertumbuhan normal dan metabolisme biasanya disimpan sebagai lemak. Kelebihan energi tersebut tidak dapat dibuang (diekskresikan) oleh tubuh ternak. Energi disimpan di dalam karbohidrat, lemak dan protein dari bahan makanan. Semua bahan tersebut mengandung karbon (C) dan hidrogen (H) dalam bentuk yang bisa dioksidasi menjadi karbondioksida (CO2) dan air (H2O) yang menunjukan energi potensial untuk ternak. Jumlah panas yang diproduksi ketika pakan dibakar secara sempurna dengan adanya oksigen dapat diukur dengan alat kalorimeter bom dan disebut Energi Bruto (EB) dari pakan. Persentase EB yang dapat dimanfaatkan oleh tubuh ternak dan digunakan untuk mendukung proses metabolik tergantung kemampuan ternak untuk mencerna bahan makanan. Pencernaan mencerminkan proses fisika dan kimia yang terjadi dalam saluran pencernaan dan menyebabkan pecahnya senyawa kimia kompleks dalam pakan menjadi molekul lebih kecil yang dapat diserap dan digunakan oleh ternak. Energi yang diserap tersebut disebut Energi Dapat Dicerna (EDD). Pada ternak non-ruminansia, kehilangan energi lebih lanjut terjadi melalui urin berupa limbah yang mengandung nitrogen dan senyawa lain yang tidak dioksidasi oleh tubuh ternak serta untuk ternak ruminansia selain melalui urin, kehilangan energi juga melalui pembentukan gas methan. EDD dikurangi energi yang hilang melalui urin (Non-Ruminansia) atau urin+methan (Ruminansia) disebut Energi Metabolis (EM) pakan. Selama metabolisme zat makanan, terjadi kehilangan energi yang disebut Heat Increament. Sisa energi dari pakan yang tersedia bagi ternak untuk digunakan keperluan hidup pokok (maintenance) dan produksi disebut Energi Neto (EN).

Energi bruto bahan makanan (GE)
                                                                                       
                      Energi dalam feses                    energi dapat dicerna (DE)
                                                                                   
                                                                                                               
                                      Energi metabolis (ME)                Energi dalam urin dan gas (CH4)
                                                           


 
Penambahan jumlah panas(HI)                       Energi Netto (NE)
                                                                                                                            
                                               
                                      Hidup Pokok             Energi Netto Untuk Produksi

                                                                           Pertambahan berat badan
                                                                           Wol, bulu
                                                                            Telur fetus
                                                                            Susu
 
Skema diatas menggambarkan Energi Pakan yang masuk akan mengalami jumlah pengurangan sebelum energi tersedia untuk ternak dalam bentuk dapat digunakan.


Materi Dan Metode Praktikum

Materi praktikum.
Alat-alat praktikum
                        Adapun alat-alat praktikum yang kami gunakan dalam praktikum penetapan gross energi menggunakan BOM kalori meter ini adalah bom adiabatic calori meter, yang dilengkapi dengan berbagai alat didalamnya yang antara lain meliputi:
1.      Silinder bom , yaitu tempat berlangsungnya pembakaran sampel bahan pakan.
2.      Kawat khrom, sebagai pengantar aliran listrik.
3.      Termometer pengukur perubahan suhu.
4.      gelas piala.

Bahan-bahan praktikum
                        Adapun bahan-bahan praktikum yang kami gunakan dalam praktikum penetapan gross energi menggunakan BOM kalori meter ini adalah sbb:
1.      dedak padi sebagai sampel.
2.      aquades
3.      methyl orange sebagai indikator.

Metode praktikum
Adapun metode  praktikum yang kami gunakan dalam praktikum Penetapan Gross Energi menggunakan BOM kalori meter ini adalah sbb:
Ø  timbang sampel pakan yang telah dipelet ± 1 gram, kemudian taruh di dalam cawan nikel dan selanjutnya letakan di terminal knot.
Ø  Potong kawat chrom sepanjang 10 cm, lalu [pasangkan kawat tersebut diterminal knot. Usahakan agar kawat tersebut bersinggungan (bersentuhan) dengan sampel yang akan dibakar.
Ø  Siapkan silinder bom dan masukan aquades kedalamnya sebanyak 2 ml.
Ø  Masukan sampel pakan beserta cawean nikelnya kedalam silinder bom.
Ø  Tutup silinder bom dengan cara diputar (screw up).
Ø  Alirkan gas O2 kedalam bom sebanyak 30 atm.
Ø  Isikan aquades kedalam bucket, kondisikan temperatur air tersebut lebih rendah 1,5 0c dari suhu kamar. Setelah itu masukan silinder bom kedalamnya.
Ø  Hubungkan kabel listrik ke saluran terminal knot.
Ø  Tutup bom kalori.
Ø  Hidupkan tombol dinamo(stirrer) ± 2 menit, lalu lihat di termometer dan catat temperatur(temperatur awal atau To).
Ø  Selanjutnya tekan tombol bom hingga lampu indikator menyala.
Ø  Biarkan proses pembakaran berlangsung sampai temperaturnya konstan yang di tandai dengan bunyi alaram. Proses ini butuh waktu selama 5 menit.
Ø  Matikan tombol dinamo(stirrer).
Ø  Buka tutup bom, lepaskan kabel dari terminal knot.
Ø  Angkat silinder bom dari bucket, dan buang sisi gas pembakaran.
Ø  Buka tutup silinder bom, kemudian semprot dengan aquades bagian sebelah dalam silinder bom.
Ø  Tampung dalam gelas piala cairan aquades yang disemprotkan beserta sisa abu pembakran tadi, lalu tambahkan 2 tetes methyl orange(sebagai indikator) kemudian tetrasi dengan larutan standar Na2co3 0,0725 N.
Ø  hentikan tetrasi jika terjadi perubahan warna (kuning). Catat warna volume (ml) larutan standar yang digunakan.
Ø  Lakukan perhitungan Gross Energi bahan pakan dengan menggunakan rumus:
GE = Dt  x 2470 - volume titrasi(ml) + panas kawat (kal)
                                                Berat sampel (g)

Hasil Dan Pembahasan

Hasil praktikum
            Adapun hasil yang kami dapatkan dari praktikum ini adalah :
Kode
Berat sampel (gr)
Suhu (oc)
Kawat (cm)
titrasi
sampel kelompok
awal
akhir
Dt
Awal
Sisa trbakar
trbakar
Panas



1,012


23,4


25,5


2,1


10


2,5


7,5


17,25


6,7



1,020

24,4

25,7

1,3

10

5,5

4,5

10,35

0

Rumus kerja :
 (D. padi)       GE = Dt x 2470 – Vol Titrasi(ml) + Panas Kawat (kal)
                                                       Berat sampel

                      GE = 1,3 x 2470 – 0 + 10,35
                                       1,020

                            = 3211 + 10,35

                            = 3221  = 3158, 18 kal/gr
                                1.020
                            = 3.158 kkal/gr


(B. kelapa)    GE = Dt x 2470 – Vol Titrasi(ml) + Panas Kawat (kal)
                                                   Berat sampel

                        GE = 2,1 x 2470 - 6,7 + 17,25
                                           1,012

                              = 5111 + 17,25

                              = 5128 = 5067 , 44 kal/gr
                                 1,012
                              = 5,067 kkal/gr

Pembahasan
Gross Energy (GE) / Energi Bruto (EB) adalah panas yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan makanan dan diukur dengan bom kalorimeter.
Energi bruto ditentukan melalui pembakaran makanan dalam bom kalori meter. Nilai yang diperoleh tergantung pada komposisi kimia yakni proporsi lemak, karbolhidrat dan protein. Nilai yang biasa digunakan untuk menyatakan zat makanan adalah (MJ/Kg BK, bahan kering)
                        Lemak             : 39,3
                        Protein             : 23,4
                        Karbohidrat     : 17,6
            Keunggulan karbohidrat dari bermacam-macam bahan makanan karena memiliki kadar gros energi(GE) sekitar 18,5 MJ/Kg BK untuk beberapa ransum yang biasa digunakan. Nilai-nilai yang di lebih tinggi terdapat pada ransum-ransum khusus yang berprotein atau berlemak tinggi, sebagai contoh, air susu sapi (24 MJ/Kg BK).
Dalam praktikum ini kami menggunakan sampel yaitu dedak padi dan sebagai pembandingnya kami menggunakan Bungkiol kelapa.
Dedak padi (hu’ut dalam bahasa sunda) merupakan hasil sisa dari penumbukan atau penggilingan gabah padi. Dedak tersusun dari tiga bagian yang masing masing berbeda kandungan zatnya.Ketiga bagian tersebut adalah:
  • Kulit gabah yang banyak mengandung serat kasar dan mineral
  • Selaput perak yang kaya akan protein dan vitamin B1, juga lemak dan mineral.
  • Lembaga beras yang sebagian besar terdiri dari karbohidrat yang mudah dicerna.
Berhubung dedak merupakan campuran dari ketiga bagian tersebut diatas maka nilai/martabatnya selalu berubah-ubah tergantung dari proporsi bagian-bagian tersebut.


Menurut kelas nilainya, dedak dibagi menjadi empat kelas, yaitu:
  • Dedak kasar adalah kulit gabah halus yang bercampur dengan sedikit pecahan lembaga beras dan daya cernanya relatif rendah. Analisa kandungan nutrisi: 10.6% air, 4.1% protein, 32.4% bahan ekstrak tanpa N, 35.3% serat kasar, 1.6% lemak dan 16% abu serta nilai Martabat Pati 19 sebenarnya dedak kasar ini sudah tidak termasuk sebagai bahan makanan penguat (konsentrat) sebab kandungan serat kasarnya relatif terlalu tinggi (35.3%)
  • Dedak halus biasa merupakan hasil sisa dari penumbukan padi secara tradisional (disebut juga dedak kampung). Dedak halus biasa ini banyak mengandung komponen kulit gabah, juga selaput perak dan pecahan lembaga beras. Kadar serat kasarnya masih cukup tinggi akan tetapi sudah termasuk dalam golongan konsentrat karena kadar serat kasar dibawah 18%. Martabat Pati nya termasuk rendah dan hanya sebagian kecil saja yang dapat dicerna.
    Analisa nutrisi: 16.2% air, 9.5% protein, 43.8% bahan ekstrak tanpa N, 16.4% serat kasar, 3.3% lemak dan 10.8% abu serta nilai Martabat Pati (MP) nya 53
  • Dedak lunteh merupakan hasil ikutan dari pengasahan/pemutihan beras (slep atau polishing beras). Dari semua macam dedak, dedak inilah yang banyak mengandung protein dan vitamin B1 karena sebagian besar terdiri dari selaput perak dan bahan lembaga, dan hanya sedikit mengandung kulit. Di beberapa tempat dedak ini disebut juga dedak murni. Analisa nutrisi: 15.9% air, 15.3% protein, 42.8% bahan ekstrak tanpa N, 8.1% serat kasar, 8.5% lemak, 9.4% abu serta nilai MP adalah 67.
Berdasarkan praktikum dengan menggunakan dedak padi yang dengan berat sampel 1,020 (gr) dengan perlakuan-perlakuan sesuai dengan prosedur kerja maka kami mendapatkan Gross Energi sebesar  3158, 18 kal/gr atau 3.158 kkal/gr. Agak berbeda dengan sampel pembandingnya dalam hal ini bungkil kelapa yang Gross Energi sebesar  5,067 kkal/gr. Perbedaan Gross Energi dari kedua sampel tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti berat sampel yang berbeda dan perlakuan-perlakuan terhadap sampel selama praktikum. Dan pada dasarnya juga bungkil kelapa lebih tinggi kandungan zat gizinya bila dibandingkan dengan dedak padi(tabel komp.bahan baku pakan).

Kesimpulan dan saran
Kesimpulan
          Adapun beberapa kesimpulan yang dapat praktikan simpulkan adalah sbb:
  1. Gross Energy (GE) / Energi Bruto (EB) adalah panas yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan makanan dan diukur dengan bom kalorimeter.
  2. dedak padi dengan berat sampel 1,020 (gr) dengan perlakuan-perlakuan sesuai dengan prosedur kerja memiliki Gross Energi sebesar  3158, 18 kal/gr atau 3.158 kkal/gr.
  3. Bungkil kelapa lebih tinggi kandungan zat gizinya bila dibandingkan dengan dedak padi(tabel komp.bahan baku pakan) dan berdasarkan hasil praktikum juga menunjukan hal yang demikian.
  4. rumus yang digunakan untuk mengetahui energi bruto suatu bahan      pakan adalah GE = Dt x 2470 – Vol Titrasi(ml) + Panas Kawat (kal)
                                                           Berat sampel


SARAN
            AdApun saran yang dapat praktikan sampaikan adalah sbb:
  1. Sebaiknya semua praktikan dapat ikut andil dalam melaksanakan praktikum.
  2. Dalam melakukan prosedur kerja diharapkan untuk berhari-hati karena kesalahan sedikit akan dapat merubah hasil praktik.



1 komentar: